Menerapkan Cara Perawatan Sistem Penerangan dan Panel Instrument
KARYA MANTAP
23 min read
Menerapkan cara perawatan sistem penerangan dan panel instrumen - Setelah
mempelajari materi tentang sistem penerangan dan panel instrumen pada
kendaraan ringan, peserta didik dapat:
- Melakukan identifikasi komponen sistem penerangan dan panel instrumen pada kendaraan
- Melakukan pemeriksaan kondisi komponen sistem penerangan dan panel instrumen pada kendaraan
- Melakukan overhaul komponen sistem penerangan dan panel instrumen pada kendaraan
- Melakukan perbaikan dan penggantian komponen sistem penerangan dan panel instrumen pada kendaraan
Sistem penerangan dan instrumen (instrument and lighting system) pada unit
kendaraan akan terasa sangat dibutuhkan, terutama apabila kendaraan digunakan
dalam kondisi gelap atau malam hari untuk mendukung perjalanan.
Menerapkan Cara Perawatan Sistem Penerangan dan Panel Instrumen
Karena kendaraan memang diciptakan untuk mendukung transportasi baik pada saat
siang hari maupun pada saat malam hari, sehingga tidak perlu repot menentukan
waktu penggunaan kendaraan, atau dengan kata lain kendaraan harus siap dipakai
kapan saja.
|
6.1 Panel instrument pada kendaraan |
Sistem penerangan (lighting system) pada unit kendaraan berfungsi untuk
memberikan cahaya yang dibutuhkan pengemudi ketika mengendarai kendaraan pada
saat gelap atau malam hari. Beberapa jenis penerangan yang ada di dalam
kendaraan diantaranya lampu kepala (head lamp) baik dekat maupun jarak jauh,
lampu tanda belok/reteng/sein (turn signal lamp), lampu kota atau lampu posisi
(position lamp), lampu kabin dan lain sebagainya.
Sedangkan panel instrumen berfungsi memberikan informasi kepada pengemudi
tentang keadaan kendaraan yang sedang dikemudikannya. Hal ini penting agar
pengemudi mengetahui bahwa kendaraan yang dikendarainya dalam keadaan baik
atau tidak baik.
Di dalam panel instrumen terdapat informasi tentang suhu air pendingin
(cooling temperature), kecepatan kendaraan (speedo meter), putaran mesin (rpm
meter), indikator lampu tanda belok (turn signal indicator), indikator lampu
kepala (head lamp indicator) dan lain sebagainya.
Komponen yang ada dalam sistem penerangan maupun panel instrumen membutuhkan
arus listrik yang stabil agar dapat berfungsi dengan baik. Oleh karena itu
komponen baterai sangat perlu diperhatikan dan dirawat agar arus listrik yang
dialirkan dapat stabil, di samping itu perlu dilakukan perawatan pada komponen
lainnya.
A. Sistem Penerangan dan Panel Instrumen pada Kendaraan Ringan
Sistem penerangan dan instrumen pada kendaraan difungsikan untuk menunjang dan
melengkapi sistem utama pada kendaraan, selain itu juga bertujuan untuk
meningkatkan sistem kenyamanan dan keselamatan dalam berkendara, baik pada
kendaraan terlebih pada pengemudi dan penumpangnya.
Sebagai contoh sistem penerangan (lighting system), sistem penerangan
dikategorikan kedalam komponen keselamatan kendaraan, karena dengan adanya
sistem ini pencahayaan terhadap kondisi jalan ketika suasana gelap dapat
terpenuhi.
Sehingga pengemudi lebih leluasa didalam mengendarai kendaraan. Sistem
penerangan kendaraan juga berfungsi sebagai asesoris untuk meningkatkan nilai
estetika kendaraan. Hal ini dapat dilihat pada bagian bumper kendaraan yang
sering dipasang lampu LED.
|
Wiring diagram sistem penerangan (lighting system) pada kendaraan ringan |
B. Komponen dan Cara Kerja Sistem Penerangan dan Panel Instrumen
1. Lampu kepala (head lamp) atau lampu depan
Lampu kepala (head lamp) atau lampu depan adalah sistem penerangan utama pada
kendaraan yang memiliki fungsi untuk menerangi kondisi permukaan jalan di
bagian depan kendaraan sehingga pengemudi kendaraan dapat dengan jelas melihat
kondisi permukaan jalan. Terdapat dua macam lampu pada sistem lampu kepala,
yaitu lampu jarak dekat (low beam) dan lampu jarak jauh (high beam).
Lampu jarak dekat (low beam) memiliki jangkauan pencahayaan yang lebih pendek
dibandingkan lampu jarak jauh. Lampu jarak dekat digunakan untuk
kondisi-kondisi normal pengendaraan. Jangkauan pencahayaan lampu jarak dekat
sekitar 40 M. Cara pengopreasiannya yaitu dengan memutar 2 klikan saklar dim
(dimmer switch) yang berada di cabin di dekat roda kemudi. Sedangkan lampu
jarak jauh (high beam) memiliki jangkauan cahaya lebih jauh.
Lampu jarak jauh digunakan pada kondis-kondisi jalan yang tanpa penerangan
atau berkabut tebal, selain itu sebagai penanda bagi pengendara lain akan
keberadaan kendaraan kita, juga sebagai jarak pandang bagi para pengemudi.
Jangkauan pencahayaan lampu jarak jauh sekitar 100 Meter. Cara pengoperasian
lampu jarak jauh dari kondisi lampu jarak dekat menyala dengan mendorong ke
depan dimmer switch.
Kedua jenis lampu kepala ini dimanfaatkan dalam kondisi pengendaraan yang
berbeda satu sama lain. Lampu jarak dekat dimanfaatkan ketika berkendara di
daerah pemukiman yang padat dan ramai. Sementara itu lampu jarak jauh
dinyalakan pada saat berkendara dan melintasi daerah yang cukup sepi dan dalam
kecepatan tinggi, misalnya melintasi jalan bebas hambatan atau jalan tol.
|
Posisi lampu kepala (head light) dan lampu kota (position lamp) |
2. Lampu kabut (fog lamp)
Lampu kabut (fog lamp) pada prinsipnya sama seperti halnya lampu kepala/lampu
depan, lampu kabut diletakkan di bagian bumper kendaraan sisi sebelah bawah
dan berdekatan dengan permukaan jalan. Lampu kabut (fog lamp) memiliki fungsi
agar cahaya lampu dapat menembus kabut yang menyelimuti permukaan jalan.
Intensitas pencahayaan lampu kabut tidak lebih terang dibandingkan dengan
intensitas pencahayaan lampu kepala/lampu depan, tetapi karena posisinya
berdekatan dengan permukaan jalan, lampu kabut mampu menembus pekatnya kabut
sehingga dapat menambah jarak pandang sampai beberapa meter didepan kendaraan.
Dewasa ini lampu kabut tidak hanya dipasangkan pada bumper bagian depan, untuk
kendaraan berstandar global sudah dilengkapi dengan lampu kabut belakang (rear
fog lamp). Lampu kabut bagian belakang (rear fog lamp) memiliki fungsi untuk
memberikan isyarat kepada pengguna jalan yang lain yang posisinya di belakang
kendaraan mengenai keberadaan kendaraan di depannya. Informasi ini dapat
mencegah terjadinya tabrak depan sehingga kecelakaan dapat dihindari.
|
Posisi lampu kabut (fog lamp) pada kendaraan |
3. Lampu DRL (daytime running light)
Lampu DRL (daytime running light) yang diaplikasikan pada sebuah kendaraan
memiliki fungsi untuk menandai agar posisi kendaraan terlihat jelas oleh
pengendara dan pengguna jalan yang lain. Lampu DRL (daytime running light)
dihidupkan pada waktu siang hari.
Seperti yang sudah diaplikasikan di negara kita Indonesia, kendaraan jenis
sepeda motor wajib menyalakan lampu utama di siang hari, meskipun untuk
kendaraan roda empat belum ada regulasinya. Namun demikian di negara-negara
maju sudah mewajibkan kendaraan jenis mobil untuk menyalakan lampu pada waktu
siang hari.
Tujuan pemasangan lampu DRL (daytime running light) pada unit kendaraan untuk
mengurangi angka kecelakaan lalu lintas. Ketika menyalakan lampu utama di
siang hari merupakan pemborosan energi. Lampu yang dinyalakan pada saat siang
hari tidak memerlukan cahaya yang sangat terang, tetapi yang terpenting adalah
cahayanya dapat terlihat dengan jelas. Untuk keperluan ini diciptakan
teknologi lampu yang membutuhkan daya rendah namun dapat menghasilkan cahaya
yang cukup jelas, terutama pada saat siang hari.
|
Lampu DRL (daytime running light) pada kendaraan |
4. Lampu tanda belok/lampu reteng/lampu sein (turn signal lamp)
Lampu tanda belok atau lampu reteng memiliki fungsi untuk memberikan tanda
atau isyarat bahwa kendaraan akan membelok ke arah kiri atau kearah kanan
sesuai dengan arah yang diinginkan pengemudi kendaraan.
Tujuan dipasangkannya lampu sein adalah sebagai sarana komunikasi antar
pengemudi dengan pengguna jalan yang lain terutama ketika kendaraan akan
melewati persimpangan jalan, sehingga tidak terjadi tabrakan. Kedipan yang
dibuat pada lampu sein ditujukan untuk menangkap fokus pengguna jalan yang
lain ketika melihatnya.
Tidak dipungkiri bahwa secara psikologis pengguna jalan lebih tertarik pada
sesuatu yang tidak statis, seperti halnya cahaya sebuah lampu yang berkedip
lebih menarik perhatian daripada cahaya lampu yang monoton. Meskipun lampu
sein berukuran kecil pengguna jalan dapat langsung menangkap sinyal bahwa ada
kendaraan yang akan belok ke kiri maupun ke kanan.
|
Lampu tanda belok (turn signal lamp) |
5. Lampu belakang (tail lamp) dan lampu rem (stop lamp)
Lampu belakang (tail lamp) memiliki fungsi untuk memberikan informasi kepada
pengguna jalan yang lain bahwa di depannya terdapat kendaraan. Lampu belakang
berwarna merah redup dan akan menyala ketika pengemudi menyalakan lampu DRL
atau lampu kota.
Lampu rem (stop lamp) adalah lampu penanda atau lampu isyarat yang memiliki
fungsi untuk memberikan informasi kepada pemakai jalan di belakang kendaraan
bahwa pengemudi di depannya akan mengurangi kecepatan atau akan berhenti.
Lampu rem (stop lamp) akan menyala ketika pengemudi menginjak pedal rem.
Lampu rem (stop lamp) menyala merah terang melebihi nyala lampu belakang (tail
lamp). Pergantian dari kondisi tidak ada cahaya atau ada cahaya redup lampu
kota menjadi cahaya terang lampu rem dapat menarik perhatian pengguna jalan
yang posisinya di belakang kendaraan. Kondisi ini dapat meningkatkan
kewaspadaan pengguna jalan di belakang kendaraan, sehingga kecelakaan dapat
dihindari.
|
Lampu belakang dan rem (stop and tail lamp) pada kendaraan |
6. Lampu mundur (reserve lamp)
Lampu mundur (reserve lamp) adalah lampu isyarat atau lampu penanda yang
memberikan isyarat bahwa kendaraan akan bergerak mundur sekaligus lampu
penerangan bagian belakang kendaraan ketika kendaraan akan bergerak mundur.
Lampu mundur dapat menyala secara otomatis ketika tuas transmisi diposisikan
pada posisi mundur atau posisi R (reserve), karena saklar lampu mundur
terletak pada mekanisme gigi mundur transmisi.
|
Lampu mundur (reserve lamp) pada kendaraan |
7. Lampu darurat (hazard lamp)
Lampu darurat (hazard lamp) merupakan lampu yang mengisyaratkan kondisi
darurat/ bahaya pada sebuah kendaraan. Lampu darurat (hazard lamp) dalam
kondisi menyala menunjukkan sebuah kendaraan sedang berada pada kondisi
darurat, dan memberikan informasi kepada pengguna jalan lain untuk berhatihati
dan memprioritaskan kendaraan tersebut.
Lampu ini pada prinsipnya menjadi satu kesatuan rangkaian dengan lampu tanda
belok, tetapi saklar untuk mengontrol lampu dibuat terpisah. Kemudian untuk
menyalakan lampu darurat (hazard lamp), dengan menekan saklar berbentuk
segitiga merah sebagai pengontrolnya.
|
Saklar lampu darurat (hazard lamp switch) |
8. Panel instrumen (instrument panel)
Panel instrumen (instrument panel) terletak pada dashboard kendaraan, untuk
kendaraan yang beredar di Indonesia tepatnya di sisi sebelah kanan dashboard,
di depan roda kemudi. Panel instrumen terdiri dari berbagai indikator mengenai
kendaraan.
Panel instrumen (instrument panel) merupakan sarana komunikasi antara
kendaraan dengan pengemudi. Pada panel instrumen (instrument panel) terdapat
berbagai tampilan mengenai kondisi pengendaraan kendaraan, diantaranya
kecepatan kendaraan, jarak yang sudah ditempuh kendaraan, indikator rpm mesin,
indikator jumlah bahan bakar, indikator temperatur mesin, indikator tekanan
pelumas, indikator rem tangan, indikator lampu tanda belok, indikator lampu
jarak jauh dan lain-lain.
|
Panel instrumen setelah dibersihkan |
C. Pengkabelan Penerangan dan Panel Instrumen
Pengkabelan (wiring) sistem penerangan dan tanda pada kendaraan secara umum
dapat dilihat pada Gambar 6.12 dan Gambar 6.13 sebagai berikut.
Gambar 6.11 Wiring diagram lampu kepala (head light), lampu kabut (fog lamp),
lampu tanda belok/sein/reteng (turn signal lamp), lampu rem (brake lamp) dan
lampu plat nomor (register number lamp)
Gambar 6.12 Wiring diagram lampu kepala (head light), lampu tanda
belok/sein/reteng (turn signal lamp), lampu darurat (hazard lamp), lampu rem
(brake lamp) dan lampu mundur (reserve lamp)
Sumber: Modul dan jobsheet VEDC Malang
Wiring diagram lampu kepala (head lamp) dengan menggunakan relay dan tanpa
menggunakan relay dapat dilihat pada gambar wiring diagram sebagai berikut.
Gambar 6.13 Rangkaian lampu kepada (head lamp) (a) dengan relay dan (b) tanpa
relay
Lampu kepala (head light) tanpa relay memiliki jaringan yang cukup sederhana,
arus listrik dari beterai – Sekering – saklar utama – saklar jauh/dekat –
lampu – massa, lampu kepala dekat/jauh menyala. Sedangkan untuk lampu kepala
dengan relay beterai – sekering – saklar lampu – saklar jauh/dekat – relay –
massa, kemudian karena relay aktif maka arus listrik dari beterai – sekering –
relay – lampu dekat/ lampu jauh – massa, lampu kepala dekat/jauh menyala.
Lampu kabut (fog lamp)
Lampu kabut (fog lamp) dinyalakan pada saat kendaraan melewati daerah berkabut
untuk menjaga jarak pandang pengemudi agar tetap optimal. Rangkaian
pengkabelan (wiring diagram) dari lampu kabut adalah sebagai berikut.
|
Rangkaian lampu kabut (fog lamp) pada kendaraan |
Pada saat saklar lampu kabut diaktifkan, arus listrik mengalir dari beterai –
sekering – saklar utama – saklar lampu kabut – relay – massa, karena relay
aktif maka arus listrik akan mengalir dari beterai – sekering – lampu kabut –
massa, lampu menyala.
Lampu DRL (daytime running light)
Penyalaan lampu DRL (daytime running light) ersama-sama dengan penyalaan lampu
kota dan lampu plat nomor. Dengan memutar satu kali klik pada saklar kombinasi
(combination switch) maka lampu kota/lampu posisi/lampu jarak dan lampu DRL
(daytime running light) akan menyala. Lampu tanda belok/lampu reteng/lampu
sein (turn signal lamp)
|
Rangkaian lampu tanda belok/sein/reteng (turn signal lamp) pada kendaraan |
Apabila kunci kontak pada posisi ON dan saklar lampu tanda belok diaktifkan
arus dari beterai (1) – kunci kontak (2) – sekering (3) – flaser (4) – saklar
lampu tanda belok (6) – lampu tanda belok kanan/kiri (7 dan 9 atau 8 dan 10)–
massa, lampu tanda belok kanan/kiri menyala.
D. Pemeriksaan Sistem Penerangan dan Panel Instrumen
1. Lampu kepala (head light)
Permasalahan pada lampu kepala (head light) diantaranya salah satu atau kedua
lampu redup, salah satu atau kedua lampu mati. Pemeriksaan-pemeriksaan yang
dapat dilakukan apabila terdapat gangguan pada lampu kepala adalah sebagai
berikut.
- Pemeriksaan beterai dilakukan untuk memastikan beterai dalam kondisi yang baik, membersihkan terminal-terminal beterai, mengeraskan klemklem yang kendor.
- Pemeriksaan sekering untuk memastikan sekering tidak putus, dudukan sekering longgar, kotor, meleleh.
- Pemeriksaan sambungan-sambungan kabel atau konektor dari kemungkinan longgar atau kotor.
- Pemeriksaan lampu-lampu dari kemungkinan putus filamennya, longgar, berkarat dudukannya atau kabel massa yang kurang baik.
- Pemeriksaan kinerja saklar lampu kepala dengan alat multi meter atau AVOmeter.
2. Lampu kabut (fog lamp)
Permasalahan pada lampu kabut (fog lamp) diantaranya lampu redup salah satu
atau semua, lampu mati salah satu atau semua. Apabila muncul gangguan/
permasalahan pada lampu kabut perlu dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan sebagai
berikut.
- Pemeriksaan kondisi beterai perlu dilakukan untuk memastikan beterai dalam kondisi yang optimal
- Pemeriksaan sekering dari kemungkinan adanya endapan pada dudukan, longgar pada dudukan, meleleh dudukannya atau putus filamennya.
- Pemeriksaan sambungan-sambungan atau konektor kabel dari kemungkinan longgar atau kotor.
- Pemeriksaan saklar dari kerusakan atau tidak dapat berfungsi dengan baik.
- Pemeriksaan lampu dari kemungkinan putus filamennya/lampu mati, dudukan kendor atau kotor.
3. Lampu DRL (daytime running light)
Lampu DRL merupakan lampu tanda atau lampu jarak atau lampu posisi dapat
mengalami kerusakan misalnya mati salah satu, sebagian atau seluruh lampu.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan apabila lampu DRL mengalami permasalahan
adalah senagai berikut.
- Pemeriksaan sambungan kabel atau konektor dari kemungkinan kotor, kendor atau putus.
- Pemeriksaan sekering dari kemungkinan putus, kotor dudukannya, meleleh dudukannya, longgar dudukannya.
- Pemeriksaan lampu-lampu dari kemungkinan mati.
- Pemeriksaan saklar lampu dari kemungkinan kotor pada terminal, atau kerusakan mekanismenya.
4. Lampu tanda belok (turn signal lamp)
Pemeriksaan sistem lampu tanda belok meliputi pemeriksaan komponenkomponennya
serta pemeriksaan wiringnya, diantaranya adalah sebagai berikut.
- Pemeriksaan kinerja flaser atau pengedip, apakah kedipan lampu normal sesuai ketentuan. Flaser dengan bahan bimetal apabila dipasang lampu dengan watt lebih besar dari spesifikasi durasi kedipan menjadi lebih cepat dan sebaliknya apabila dipasang lampu dengan watt lebih kecil dari spesifikasi durasi kedipan menjadi lebih lambat.
- Pemeriksaan sambungan kabel atau konektor dari kemungkinan kotor atau kendor.
- Pemeriksaan lampu-lampu dari kemungkinan mati salah satu, sebagian atau seluruhnya.
- Pemeriksaan kinerja saklar, dari kemungkinan kotor atau aus pada kontak kontak penghubungnya.
5. Lampu belakang (rear lamp)
Pemeriksaan sistem lampu belakang (rear lamp) meliputi pekerjaan-pekerjaan
sebagai berikut.
- Pemeriksaan kondisi lampu dari kemungkinan putus filamennya, kendor pada dudukannya, kotor dudukannya, kabel negative yang tidak terhubung dengan sempurna.
- Pemeriksaan konektor-konektor kabel dari kemungkinan kendor, kotor atau terputus sambungannya.
- Pemeriksaan kinerja saklar utama atau switch remnya.
6. Lampu mundur (reserve lamp)
Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada sistem lampu mundur diantaranya adalah
sebagai berikut.
- Pemeriksaan lampu dari kemungkinan mati atau putus filamennya, kendor atau kotor dudukannya.
- Pemeriksaan sambungan kabel atau konektor dari kemungkinan kotor atau kendor.
- Pemeriksaan kinerja switch mundur dari kemungkinan rusak.
7. Lampu darurat (hazard lamp)
Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada jaringan lampu darurat (hazard lamp)
adalah sebagai berikut.
- Pemeriksaan lampu dari kemungkinan mati atau putusfilamennya, longgar dudukannya, kotor dudukannya.
- Pemeriksaan konektor atau sambungan kabel dari kemungkinan kotor atau longgar.
- Pemeriksaan kinerja saklar lampu darurat.
8. Panel instrument (instrument panel)
Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada panel instrumen (instrument panel)
adalah pemeriksaan pada lampu-lampu panel apakah dapat bekerja sesuai dengan
spesifikasi. Sebagai contoh lampu indikator tekanan tekanan pelumas (oil) dan
lampu indikator pengisian harus menyala ketika kunci kontak pada posisi ON dan
sesaat setelah mesin dihidupkan kedua lampu indikator harus dalam kondisi
mati.
LEMBAR PRAKTIKUM
Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan praktikum diharapkan peserta didik dapat:
- Merangkai lampu tanda belok, lampu kota, lampu dekat dan lampu jauh tanpa relay dengan benar dan teliti sesuai dengan standar operasional prosedur
- Mengidentifikasi gangguan/kerusakan yang terjadi pada rangkaian lampu tanda belok, lampu kota, lampu dekat dan lampu jauh tanpa rela sesuai dengan benar dan teliti sesuai dengan standar operasional prosedur
Peralatan dan Bahan
- Kotak Alat
- Multi meter/Multi tester/AVO meter
- Stand penerangan
- Beterai (Accumulator/accu)
- Kabel dengan kedua ujungnya pen jepit
- Lap (majun)
Keselamatan Kerja
- Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya masing-masing
- Kenakanlah pakaian kerja (wear park) dengan benar dan rapi selama melaksanakan kegiatan praktik
- Jika menemukan keraguan dalam kegiatan praktik konsultasikan terlebih dahulu dengan guru pembimbing
- Berhati-hatilah dalam melaksanakan kegiatan praktik.
Tugas
1. Buatlah laporan kegiatan praktik sesuai dengan job sheet praktik dan data
yang diperoleh selama kegiatan praktik!
2. Jelaskan fungsi masing-masing komponen pada rangkaian sistem penerangan
(lighting system)!
3. Jelaskan kerusakan yang mungkin terjadi pada komponen sistem penerangan
(lighting system)!
Media:
1. Buku manual kendaraan yang sesuai
2. CD Interaktif
3. Wall Chart
Langkah Kerja:
1. Persiapkan peralatan dan bahan yang digunakan pada kegiatan praktik
2. Pinjam peralatan dan bahan di ruang alat dan periksa kondisi alat sebelum
digunakan
3. Pasanglah beterai pada rangkaian.
4. Hubungkan beterai dengan kunci kontak dan saklar lampu serta saklar lampu
tanda belok. Perhatian: Jaringan lampu kota, lampu dekat dan lampu jauh tidak
lewat kunci kontak.
6. Periksalah arus pada terminal beterai, kunci kontak dan saklar lampu serta
lampu tanda belok menggunakan multimeter.
7. Buatlah rangkaian lampu kota, lampu jarak dekat dan lampu jarak jauh dengan
relay seperti gambar wiring diagram berikut.
Petunjuk :
Arus utama lampu jauh/ dekat melalui relai-relai
Tugas :
1. Beri nomer kode terminal pada relai, sakelar dim, sakelar lampu kepala
2. Rangkaikan skema ini
8. Rangkailah lampu tanda belok dan lampu hazard seperti gambar wiring diagram
berikut.
Keterangan:
Gambar dan kode terminal
1. Lampu tanda belok kiri (depan dan belakang)
2. Lampu tanda belok kanan (depan dan belakang)
3. Saklar lampu Hazzard
4. Saklar lampu tanda belok
5. Flasher
6. Sekering lampu tanda belok
7. Sekering lampu Hazzard
8. Kunci kontak
9. Lampu kontrol tanda belok
R = Right (kanan)
L = Left (kin)
30 = Baterai +
15 = Ig (kunci kontak)
49 = Arus masuk flasher
SOAL LATIHAN ESSAY
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Jelaskan fungsi sistem penerangan luar berikut ini:
a. lampu utama
b. lampu jarak
c. lampu rem
d. lampu mundur.
e. lampu tanda belok
2. Jelaskan komponen-komponen sistem penerangan lampu utama pada mobil!
3. Buatlah rangkaian sistem penerangan lampu belakang pada mobil!
4. Buatlah diagram rangkaian sistem penerangan luar pada lampu rem dengan
menggunakan relay!
5. Uraikan cara kerja lampu jarak/kota beserta diagram rangkaiannya!
Itu saja dulu materi menerapkan cara perawatan sistem penerangan dan
panel instrumen ini saya susun. Semoga bisa bermanfaat.