68. Iman dan Kematian
KARYA MANTAP
1 min read
Ketakutan memenjarakan, iman membebaskan. Ketakutan melumpuhkan, iman menguatkan. Ketakutan mengkhawatirkan, iman menghiburkan.
Ketakutan menyebabkan penyakit, iman menyembuhkan.
Ketakutan mengakibatkan kesia-siaan, iman membuat sesuatu yang berguna. Sebagian besar, ketakutan meletakkan keputusasaan di jantung kehidupan, sedangkan iman bersukacita dalam Tuhan
(Harry Emerson Fosdick)
Pdt. Moro dari Norwegia sewaktu masih kecil selalu membunyikan lonceng di gerejanya sebagai pertanda ada kematian
penduduk di kampungnya.
Jumlah bunyi lonceng menunjukkan jumlah usia yang meninggal.
Biasanya selalu diatas 60 tahun tetapi suatu hari ada anak yang meninggal yang usia 12 tahun sama seperti usianya.
Sejak saat itu dia takut dengan kematian.
Setelah mendapat pelayanan ternyata dia adalah hamba Tuhan yang paling tidak takut dengan kematian.
Mengapa kita takut menghadapi kematian?
Karena kita tidak tahu kemana akan pergi setelah mengalami kematian.
Bagi orang yang beriman tidak perlu lagi takut menghadapi kematian.
"tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya." (Yoh. 20:31)