Memahami Dasar Dasar Kontrol: KD 13 TDO
  Memahami dasar dasar kontrol - Setelah mempelajari materi tentang
  memahami dasar dasar sistem kontrol, peserta didik mampu memahami rangkaian
  sistem control serta dapat membuat rangkaian control sederhana.
  Kebutuhan akan penyelesaian sebuah pekerjaan dengan cepat ataupun kebutuhan
  akan kenyaman sistem operasi pada unit alat berat mendorong pabrikan untuk
  membuat unit yang nyaman dan serta mudah untuk dikendalikan atau mudah untuk
  dioperasikan.
  Dengan menggunakan sistem control diharapkan unit memilki keunggulan
  dibandingkan dengan unit yang dikontrol secara manual dan jika kita akan
  melakukan upgrading pada unit yang standar ke level yang lebih tinggi dapat
  dilakukan dengan mudah.
  Dalam pembahasan bab ini kita akan menitikberatkan pada model sistem kontrol
  pada unit alat berat, walaupun pada dasarnya sama dengan sistem control yang
  digunakan pada kendaraan yang lain akan tetapi ada prinsip dan kesamaan cara
  kerja.
Pengertian Sistem Kontrol
  Sistem control banyak digunakan pada dunia otomotif khususnya alat berat.
  dengan adanya sistem control yang digunakan akan mempermudah bagi seorang
  mekanik atau serviceman untuk melakukan troubleshooting atau menyelesaikan
  permasalahan yang ada pada unit dengan lebih mudah.
  Akan tetapi jika dilakukan oleh orang yang belum tahu akan menambah rumit
  suatu pekerjaan atau membuat permasalahan baru.
  Sistem control
  digunakan untuk mengontrol jalannya unit ataupun mengontrol operasi unit baik
  secara otomatis ataupun mekanikal.
  Pada unit alat berat sistem control yang secara otomatis banyak dipakai untuk
  sistem engine misalnya sistem control pada sistem pendingin, sistem lubikasi,
  masuknya bahan bakar, masuknya udara dan lainnya sedangkan sistem
  kontrol  yang mekanikal digunakan untuk menggerakan attachment misalnya
  pada unit excavator menggerakan bucket, menggerakan silinder boom, menggerakan
  silinder arm, dimana operasinya dikendalikan oleh operator sesuai dengan
  kebutuhan kerjanya. keunggulan menggunakan sistem control yang otomatis dengan
  yang menggunakan sistem control mekanik antara lain:
- Menghilangkan hubungan lingkage secara mekanikal sehingga lebih praktis.
 - Memudahkan bagi seorang mekanik atau serviceman melakukan troubleshooting
 - Data-datanya dapat disimpan secara komputerisasi sehingga dengan mudah dapat digunakan lagi dilain waktu untuk pendekteksian masalah yang ada
 - Proses untuk merubah ke standart yang lebih tinggi (Upgrade) dapat dilakukan dengan mudah yaitu dengan pemrograman secara komputerasasi
 - Dalam melakukan kalibrasi dan penyetelan dapat dilakukan dengan komputerisasi
 
  Skema atau mekanisme pada sebuah sistem control harus memenuhi tiga unsur
  yaitu: harus ada input, harus ada komponen control, harus ada output. jika
  salah satu tidak terpenuhi, maka tidak akan berjalan sistem yang ada.
| 
         | 
    
| Skema sistem pengontrolan elektronik | 
Model Sistem Kontrol
  Sebelum kita mempelajari lebih jauh dengan sistem
  pengontrol elektronik, kita lihat terlebih dahulu model-model sistem control
  yang sering dipakai pada unit alat berat, antara pabrikan yang satu dengan
  pabrikan yang lain pastinya memilki ciri khas tersendiri dan memiliki model
  yang berbeda. sebagai gambaran, disajikan beberapa model sistem control antara
  lain:
1. ECM Engine atau Advance Diesel Management (ADEM)
  Electronic Control Module (ECM) engine adalah sebuah sistem control dimana
  pada bagian inputnya rata-rata menggunakan sensor analog yang kemudian akan
  diproses untuk dipakai sebagai referensi dalam mengaktifkan komponen komponen
  outputnya yaitu solenoid injector, solenoid waste gate, lampu indicator, serta
  display gauge.
| 
         | 
    
| ECM Engine atau Advence Diesel Management | 
2. VIMS (Vital Information Monitoring Sistem)
    Vital Information Monitoring Sistem adalah sebuah sistem yang dipakai untuk
    memantau semua sistem sistem yang penting yang digunakan pada sebuah unit
    alatberat dan akan memberikan kategori warning level serta dapat deprogram
    untuk mengatur sistem lubrikasi secara otomatis.
  
  
    Pada sistem control ini, data input yang digunakan bermacam-macam tipe,
    kemudian mengolahnya dan serta meneruskan atau membagi ke komponen control
    yang lain sebagai data masukan melalui kabel data link menuju main display.
  
  
    Kontrol modul ini juga membutuh baterai lithium dengan tegangan 3 volt untuk
    memback up memori sewaktu diskonect switchnya diposisikan pada posisi off.
    Vital Information Monitoring Syestem (VIMS) ini banyak digunakan pada
    peralatan-peralatan yang besar seperti OHT off highway Truck, large
    excavator dan large wheel loader.
  
  | 
           | 
      
| Gambar VIMS (Vital Information Monitoring sistem) | 
3. EPTC (Electronic Programmable Transmission Control)
      Electronic Progammable Transmission Control (EPTC) adalah suatu sistem
      yang digunakan untuk mengatur kecepatan transmisi secara otomatis yaitu
      dengan cara menghubungkan (meng-engagedkan) clutch transmisi pada rpm
      engine dan kecepatan unit yang tepat.
    
    
      Oleh karena itu, ECM pada sistem ini terkoneksi atau terhubung dengan ECM
      engine untuk mendapatkan data kecepatan yang tepat yang akan digunakan
      sebagai data input pada sistem. sistem ini juga dilengkapi dengan
      switch-switch untuk mengaskses problem-problem dan memprogram parameter
      sesuai dengan kebutuhan. EPTC (electronic programmable transmission
      control) ini banyak digunakan pada truck yang besar-besar di pertambangan.
    
  | 
         | 
    
| EPTC (electronic programmable transmission control) | 
Komponen sistem Kontrol
    Pada komponen sistem control terbagi menjadi
    tiga komponen utama, yaitu komponen input, komponen control dan komponen
    output sebagaimana skema sistem control di atas. Dimana komponen control
    adalah komponen yang digunakan untuk memproses data input, yang selanjutnya
    akan diteruskan ke komponen output.
  
  
  
    Yang mana komponen control ini tergantung pada model sistem control yang
    digunakan misalnya model ECM engine, VIMS, EPTC dan lainnya. Jadi komponen
    control ini tidak akan dibahas lagi. Karena sudah dijelaskan pada model
    sistem control.
  
  1. Komponen Input
    komponen input adalah komponen yang akan memberikan data input atau data
    masukan ke komponen control, banyak sekali model dan jenis komponen input
    yang dipakai karena beragamnya jenis dan produk dari masing–masing unit alat
    berat. Oleh karena itu, seorang serviceman atau mekanik harus dapat
    membedakan fungsi dan jenis dari masing-masing komponen, baik komponen
    input, komponen control ataupun komponen output. Beberapa komponen input
    yang dipakai antar lain:
  
  a. Switch
  
    Banyak sekali unit alat berat menggunakan tipe switch yang bermacammacam,
    akan tetapi pada dasarnya memilki persamaan pada prinsip kerjanya yaitu pada
    dua posisi ON dan OFF atau open dan closed atau biasa disebut dengan two
    state devices. Bebarapa model switch yang sering dipakai antara lain:
  
1) Uncommited Switch
  
    switch ini berfungsi untuk memberikan informasi input kepada kontrolnya
    untuk mengaktifkan lampu indicator panel dengan cara kerjanya closed ke
    ground (terhubung ke ground) pada kondisi normalnya dan membuka hubungan ke
    ground pada kondisi abnormal. Switch ini banyak dipakai untuk memonitor
    tekanan, suhu, aliran dan ketinggian dari parameter-parameter yang
    dibutuhkan oleh sistem. contoh penggunaan switch ini pada unit alat berat
    adalah pada: oil pressure switch, Water temperatur switch, coolant flow
    switch dan fuel level switch.
  
  | 
           | 
      
| Macam-macam Switch | 
2) Programming Switch
    
      programming switch adalah switch yang digunakan untuk merubah program
      kontrolnya, yaitu dengan cara merubah hubungan ke ground menjadi open atau
      terbuka atau sebaliknya tergantung pada konektorkonektor yang digunakan.
      Sehingga komponen sistem control dapat mengetahui model konfigurasi unit
      yang dipasang. Hal ini diperlukan karena untuk membedakan karakteristik
      antara unit yang satu dengan unit yang lainnya. Contoh penggunaan
      programming switch adalah Harness code switch, unit switch dan lainnya.
    
    3) Service Switch
    
      service switch adalah switch yang digunakan untuk melakukan perubahan mode
      operasi, atau untuk melihat kode-kode problem yang ada serta mengahpusnya
      jika sudah di logged-kan oleh ECMnya. Contohnya adalah service connector
      switch yang dihubungkan ke service tool untuk mengakses data–data dari
      control tersebut.
    
  b. Sender
    
      Sama seperti switch bahwa sender berfungsi untuk memberikan input data
      kepada komponen control yang untuk selanjutnya dapat diproses dan
      selanjutnya diteruskan ke komponen output. Pada unit caterpillar ada dua
      tipe sender yang dipakai yaitu:
    
    1) Sender 0 sampai 240 ohm
    Sender ini berfungsi untuk mengirimkan
    
      perubahan output dari nilai tahanan, yang diakibatkan dari perubahan nilai
      parameter yang dipantaunya. Parameter yang menggunakan sender ini adalah:
      fuel level sender dimana module main display menghitung nilai tahanan dari
      outputnya sender tersebut dan merubahnya menjadi display informasi pada
      module gauge clusternya atau alert indicator atau keduanya. 
    
  | 
           | 
      
| Sender 0 sampai 240 ohm | 
2) Sender 70 sampai 800 ohm
    
      Sender ini berfungsi untuk mengirimkan perubahan nilai tahanan ke
      kontrolnya atas dasar dari perubahan parameter yang dipantaunya dan banyak
      digunakan untuk memonitor temperature, atau biasa disebut juga dengan
      sender NTC (Negative Temperatur Coefisient) atau perubahan nilai maksimum
      dan nilai minimum dari nilai tahananya berbanding terbalik dengan
      pembacaanya.
    
  | 
           | 
      
| Sender 70 ~ 800 Ohm | 
2. Komponen Output
      Komponen output adalah komponen digunakan untuk memberitahukan 
      kepada yang terkait (operator atau serviceman dll.) tentang status unit.
      Contoh beberapa komponen output adalah Main display module, display data
      link, alert indicator serta action lamp/ alarm.
    
  | 
           | 
      
| Main Display Module | 
      Display data link berbeda dengan Cat Data Link, dimana untuk Cat Data Link
      mempunyai dua kabel, sedangkan diplay data link mempunyai enam kabel
      sebagai media komuniaksi atau penghubung dari komponen-komponen display
      yang berisi micro processor dan komunikasi antara komponen yang satu
      dengan komponen yang lainnya dalam bentuk digital.
    
    | 
             | 
        
| Display Data Link | 
        Beberapa sistem Monitoring yang digunakan pada unit-unit caterpillar
        adalah sebagai berikut:
      
      a. Elektronik Monitoring sistem
      
        adalah sistem yang memantau secara terus-menerus dari sistem yang
        terdapat di machine atau unit alat berat dengan memberitahukan kepada
        operatornya jika terjadi ketidak normalan pada unit.
      
    | 
             | 
        
| EMS panel/ monitor | 
b. Computerized Monitoring sistem
    
        pada sistem Monitoring ini sudah banyak pengembangan dari inputnya yaitu
        banyak dipakai sensor sensor tipe digital dan kontrolnya
        terdapat microprocessor sehingga sama dengan computer. Karena
        berbentuk computer, maka data-data yang diterima atau
        informasi-informasi yang diterima dari sensor dapat disimpan dan
        deprogram dalam sistem kontrolnya.
      
      
        Dari tipe CMS ini dikembangkan lagi oleh Catterpilar menjadi Catterpilar
        Monitoring Sistem CATMS. Dimana pada CATMS tersedianya mode-mode untuk
        kalibrasi, sehingga dapat dipakai pada control-kontrol yang deprogram
        untuk kalibarasi. Jika pada CMS modulenya menjadi satu kesatuan akan
        tetapi pada CATMS modulenya terbagi menjadi tiga bagian yaitu: module
        gauge cluster, tacho/ odo meter graph module dan main display module.
      
    | 
             | 
        
| Caterpilar Monitoring Sistem | 
Rangkaian sistem kontrol
Sesusai dengan skematik sistem control bahwa sistem control terdiri dari tiga bagian utama yaitu Input, control dan output. Berikut sebuah rangkaian sistem control yang berupa skema sistem control untuk temperature.| 
           | 
      
| Sistem Control Temperatur | 
  Dimana untuk pengetesanya dengan cara mengukur inputnya yaitu pin A ke pin B =
  5 Volt DC, serta sinyal dari pin C ke pin B = 1, 99 ~ 4, 46 Volt DC dan jika
  kabelnya putus, kontrolnya akan mengeluarkan tegangan yang disebut dengan
  build up voltage. Dimana teganganya sekitar 8 Volt untuk sensor digital dan 6,
  3 Volt untuk sensor analog.
  
  
  
    Pembatasan speed yang dilakukan secara otomatis adalah salah satu sistem
    control yang digunakan untuk keamanan, sistem kontrol ini banyak dipasang
    pada OHT (Off highway Truck) yang digunakan dipertambangan, bayangkan jika
    unit sebesar itu dijalankan oleh operator yang kurang memahami sitem
    keamanan operasi misalnya dengan kecepatan yang tinggi, maka unit akan susah
    dikendalikan yang pada akhirnya menimbulkan bahaya.
  
  
    Semoga saja materi memahami dasar dasar kontrol
    ini sesuai dengan yang anda harapkan. Semoga bisa bermanfaat.
  
Post a Comment for "Memahami Dasar Dasar Kontrol: KD 13 TDO"